21.1.09

Rizki Alfi Syahril

Enam puluhan mahasiswa yang bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Lhoknga, beberapa anggota gerakan mahasiswa di Unsyiah, dan beberapa elemen sipil di Banda Aceh, berinisiasi untuk membuat aksi solidaritas Palestina. Mereka bergabung dalam satu front, yang disebut FKP (Front Kemerdekaan Palestina) yang dikoordinir oleh Oryza. Berbeda dengan aksi yang lazim dilakukan oleh masyarakat sebelumnya, misal membuat konser amal, mengadakan pengumpulan dana di titik-titik tertentu di pemberhentian lampu merah, ataupun konvoi massa yang dibuat oleh partai atau organisasi islam lainnya, maka front ini memilih dengan cara lain. Yaitu membangun pemahaman bersama masyarakat di beberapa desa di Aceh, untuk menunjukkan dan memberikan sumbangsihnya untuk membantu korban kekejian Israel di Pantai Gaza. Pada tahap awal, bekerja sama dengan para mahasiswa Lhoknga, FKP menyisir pantai Lhoknga dan Lampuuk pada hari minggu, 17 Januari 2009. Bekerja sama dengan masyarakat setempat, para anggota FKP membantu pengutipan tiket masuk di beberapa loket di Pantai Lhoknga dan Lampuuk, yaitu di pintu masuk Lapangan Golf, Lampuuk, Babah Dua, dan Eumpee Nulu.



“Sumbangan Pengunjung dan Warga Masyarakat Lampuuk untuk Saudara-Saudara Kita di Palestina” adalah tulisan di spanduk yang terpancang di atas pintu masuk utama di Pantai Lampuuk. Di kiri kanan loket, juga terpancang bendera Palestina. “Semua duit masuk yang diperoleh hari itu, semuanya akan disumbangkan ke Palestina”, kata Hamdan Hasyim, Kepala Desa Meunasah Mesjid Lampuuk. Uang yang terkumpul sepanjang hari itu berjumlah Rp. 13.000.000.

Para anggota FKP, yang pada awalnya tersebar di beberapa tiitk, pada tepat tengah hari, berkumpul. Untuk kemudian berkonvoi dan menuju ke Kantor Camat Lhoknga dan MTsN Lhoknga. Hari itu ada “kenduri 300 juta”. PT Lafarge menyelenggarakan kenduri bagi rakyat Lhoknga dan Leupung atas tercapainya kesepahaman antara PT Lafarge dengan Masyarakat Lhoknga. Koordinator FKP, Oryza (sebagaimana dimuat pada Harian Aceh Edisi 19 Januari 2009), mengatakan “di saat warga Pantai Gaza sedang habis-habisan dibombardir oleh Israel, pihak Lafarge malah menghambur-hamburkan uang dengan mengadakan kenduri besar dengan menyembelih sepuluh ekor sapi. Suatu hal yang ironi.”

Aksi itu juga dilakukan dengan teatrikal. Beberapa anggota FKP melumuri muka dan tubuh mereka dengan lumpur dan gincu merah, seakan-akan mayat yang ada di Panti Gaza. Mereka melakukan aksinya tepat di depan MTsN Lhoknga. Aksi ini dibubarkan oleh Kapolsek Lhoknga. Dalam aksi itu, para anggota FKP juga melakukan pengumpulan amal pada tamu yang datang ke kenduri itu, yang terkumpul sekitar dua ratus ribuan.

Pada sore harinya, di Pantai Lampuuk, para anggota FKP melakukan orasinya, dan meminta para pengunjung pantai Lampuuk hari itu, untuk beramal dengan menyumbangkan sedikit dana ke korban Israel di Pantai Gaza, yang saat itu, sudah mencapai 1.200 orang. Uang yang terkumpul sekitar Rp. 461.500.

Pada hari Senin (19/1), acara pemberian pemahaman masyarakat atas keganasan dan kekejian yang dilakukan tentara Israel di Pantai Gaza Palestina, diselenggarakan di Kemukiman Lamlhom, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar. Program pemutaran film tentang Palestina dan cuplikan visual yang menggambarkan kondisi kekinian Pantai Gaza diperlihatkan pada masyarakat setempat. Ory, dalam pengantarnya, mengetuk hati masyarakat Lamlhom khususnya, dan masyarakat Aceh umumnya, untuk bersatu melawan kekejian yang dilakukan tentara zionis Israel. Yang bahkan rela membunuh anak-anak, wanita, dan masyarakat sipil yang tidak bersalah. Setelah pemutaran film, Ketua Himpunan Mahasiswa Lhoknga, Riki, yang juga warga Lamlhom, juga meminta agar masyarakat Lamlhom, untuk senantiasa berdoa agar Allah tetap menjaga kota suci Palestina dari gangguan Zionisme. Pada penghujung acara, FKP juga mengedarkan kotak amal untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina. Malam itu terkumpul dana sumbangan sebanyak Rp. 640.200.

Selasa (20/1), anggota FKP dan puluhan pelajar Sekolah Menengah di Aceh, melakukan konvoi, dan aksi demonstrasi di sebuah restoran makanan cepat saji di Simpang Lima, Banda Aceh. Kentucky Fried Chicken adalah salah satu cabang restoran waralaba fastfood yang memiliki banyak cabang di Banda Aceh. Ada tiga cabang KFC di Banda Aceh, yaitu di Simpang Lima, di Lamnyong, dan di Keutapang. KFC ditengarai sebagai salah satu perusahaan yang mensupport gerakan Zionisme di dunia. Oryza meminta pihak manajemen untuk tidak mendukung dana ke Israel dan meminta dan mendesak KFC untuk membuat komitmen untuk menyisihkan beberapa persen dari laba yang diperolehnya pada beberapa hari ke depan, untuk membantu korban kekejian Israel di Pantai Gaza. Aksi ini juga diwarnai dengan aksi teatrikal yang diperankan oleh mahasiswa Gemasastrin Unsyiah, yang berlakon sebagai mayat yang dipenuhi lumpur dan darah. Yang berperan diam di trotoar depan KFC. Acara ini juga mengundang perhatian para pengguna jalan setempat, dan juga diliput oleh beberapa media. Para anggota FKP dan pelajar juga membawa bendera Palestina dan spanduk yang bertuliskan “Diam adalah Pengkhianat. Bersatulah Umat Islam”.

2 comments:

sinda said...

Bravo Gaza!!!

masamudamasakritis said...

wallahi….lemahnya israel bagaikan rumah laba-laba, yg dengan mudah kita menghancurkannya. save palestina..!! wallahi billahi kejam \nya israel…..sumpah kalau kita diam atas semua ini, maka tak ada bedanya kita ama hewan yg paling hina diantara hewan yang lainnya, dan bahkan lebih hina…g masuk akal tindakan israel terhadap palestina.
kami juga nulis artikel tentang palestina. judulnya “aku anak palestina” dan “The Boy in the Striped Pyjamas” liat aja di sini lngng klik aja
http://masamudamasakritis.wordpress.com/
jgn lupa tinggalkan komentar juga ya…!!