15.2.09

pksTuan dan puan sekalian pembaca yang baik. Mencela memang bukanlah hal yang menarik. Tapi kali ini beda, Tuan. Sangat terlihat beda. Sebenarnya niat saya menulis ini bukan untuk mencela. Tapi yang saya ingin sampaikan hanya sikap tidak enak saya terhadap sebuah lembaga politik di Indonesia. Partai Politik itu (sebut saja Partai Kuno Sekali) pernah membuat saya simpatik. Mengusung isu-isu tentang Islam dan mencoba menguaasai pemerintahan dengan ideologi Islam. Waduh, sangat luar biasa. Tahun 2004 silam partai itu bergerak seperti pesawat tempur. Melesat cepat hingga ke pelosok tanah air nama mereka telah dikenal dekat.

Tak hanya itu, katanya, mereka juga suka membantu sesama. Jadinya mereka mampu menarik perhatian dengan hal serupa. Taktik rukrut massa mereka pun tak kalah menarik. Hanya terhitung bulan, Partai itu telah memiliki ratusan ribu kader. Iya, mereka yang terdaya oleh isu ke-Islam-an dan meraka yang mau sebuah perubaha. Banyak mahasiswa yang menyukai partai itu. Apalagi di kampung saya. Kampung yang telah hilang sedikit ruh Islam. Jadi, banyak yang mengira dengan hadirnya mereka, kampung saya semakin menemukan kembali merwah Islam yang terkikis. Hebat toh? Namun, akhir-akhir ini, parti yang pernah saya kagumi itu telah ling-lung.


Kata kawan saya "udah ngak jelas lagi". Pernah sekali saya ikut training motivasi yang dibuat oleh kawan-kawan mahaiswa di kampus saya. Kebetulan mereka dekat dengan orang-orang di partai itu. Maka yang menjadi fasilitator di training itu adalah dari partai tersebut. Bapak yang baik hati itu kemudian menjelaskan banyak hal tentang motivasi kita selaku orang Islam. Harus saling menolong sesama. Baik dalam hal apapun. "Atas dasar satu agama, Islam, kita harus saling membantu". Kata bapak itu. "Bantulah orang meski dengan hal-hal sekecil apapun. Memberi dengan tangan kanan. Sembunyikan tangan kiri Anda. Jangan sampai tangan kiri Anda tahu jumlah bantuan Anda". Lanjutnya sambil tersenyum. Beliau juga memberikan arahan kepada kami tentang betapa pentingnya sebuah keikhlasan hati untuk tidak mengharapkan apapun atas semua yang kita berikan. Kami para pendengarpun merasa senang dan termotivasi untuk saling membantu.

"Trus apanya yang berubah?"

Ups... maaf, jadi lupa!

Pagi itu. Saat orang-orang sedang sibuk bekerja dengan pekerjaannya sendiri. Tidak dengan saya. Saya sedang tidak bekerja. Saya duduk di sebuah warung kopi dekat kampus saya kuliah. Nah, kenapa saya duduk di warung kopi, mungkin Anda semua sudah tau. hehehe... Bagi saya warung kopi adalah rumah saji paling baik di dunia ini. Bagaimana tidak, di tempat itu saya bisa membaca koran gratis, nonton TV gratis, dan mendengar orang-orang berbicara tentang banyak hal. Bagiku itu lebih dari sebuah ruang perkuliahan. Nah, ketika hendak saya mencicipi segelas kopi pagi. Saya terkejut melihat ke arah terlevisi. Sejenak saya terdiam. Lalu, tertawa kecil di hati. Ngak boleh besar-besar, takut dikira orang gila. Tau apa yang saya lihat? penasarankan? Yang jelas bukan adegan pornografi ataupun tingkah lagu Olga Saputra. Yang saya lihat hanya sebuah iklan.

Iklan yang mencoba menarik perhatian orang-orang Islam untuk tergugah memilih partai itu saat pemilu 2009 nanti. Iklan itu terlihat tidak enak. Lucu sekali. Makanya saya agak sedikit tertawa. Dalam diam itu, saya diingatkan tentang training yang pernah saya ikut ketika di kampus dulu. Betapa hebatnya bapak pemateri mengatakan kalau kita memberikan sesuatu kepada orang lain. Maka berilah dengan hati yang tulus dan ikhlas. Jangan mengharap balasa. Jangan mengharap apapun. Karena kalau sifat tidak baik itu kita perlihatkan, maka kita akan terkesan ria. Berarti, dosa! Nah, di iklan tersebut, saya melihat mereka tidak seperti yang dibicarakan orang banyak. Begini bentuk iklannya: salah satu dari mereka dengan bangganya mengatakan "Ingat tsunami, Ingat kami." Artinya mereka mau mengatakan; Kami lho yang membantu Aceh waktu tsunami. Jadi sekarang bantu kami untuk memenangkan pemilu.

Tak hanya masalah Aceh. Mereka juga mengusung isu Palestina yang sedang dilanda perang.  Kampanye besar-besaran di Bundaran HI. Lalu iklan "Palestina Kita Sayangi". Setelah sekian bulan meredam dari kontoversi iklan pertama, kini iklan partai ini menuai kritikan yang tidak kalah buruknya. Kasian, orang susah kok jadi kambing belang! ups... kambing hitam maksud saya. Baik apanya? itu kemudian terlintas dalam hati saya.

Hemat saya, tak ada partai politik yang bersih dalam hal apapun. Semua orang memilki kepentingan.  Meskipun mengusung ideologi Islam. Namun, selagi kepentingan itu tidak menyangkutpautkan dengan ajaran Islam. Saya rasa boleh-boleh saja. Untuk apa mempermainkan agama Tuhan. Kalau memang ingin mendapatkan simpati dari masyarakat, ngak harus gitu caranya. Ada yang lebih menarik. Menurut saya, iklan itu tidak baik untuk ditonton. Karena ada unsur ria di situ. Tuhan jelas tidak suka dengan orang-orang yang ria. Mereka memang membantu banyak. Banyak sekali. Namun, dengan hadirnya iklan itu. Mereka telah salah. Berarti selama ini mereka memberikan bantuan dengan tangan kiri. Lalu menyembunyikan tangan kanan agar terkesan ikhlas. Mungkin karena itu mereka jadi ria. Kalau gitu cara menyumbang, bukan hanya tangan kiri yang tahu. Ujung kuku kaki juga akan tahu lho.... Aduh, memang politik itu jahat. Bantuan kok jadi kampanya politik!!!  Tak mau repot? tanya Gus Dur!

7 comments:

Andi Safriandi said...

Maaf, kalau saya baru membaca tulisan akmal ini. Maklum, hotspot di FKIP selalu tidak konek. Akmal, saya tahu partai mana yang akmal maksud. saya sangat setuju dengan apa yang akmal katakan. dulu saya termasuk salah seorang yang sangat bersimpati dengan partai ini Namun, setelah saya amati dengan cermat, partai ini bukan seperti yang dulu lagi. MUngkin sudah masuk tahun baru jadi mereka berubah. Mereka bukan yang dulu lagi.

Ruslam said...

Meraka pikir yang mereka lakukan selama ini sudah benar. Aku lihat di kampungku ada sebuah baliho bertuliskan... "Mana partai lain saat tsunami di Aceh?"
sangat picik pikiran mereka....

Romi Setiawan said...

bicara partai, partai bicara...
mari bersama kita bersorak, bersorak kita bersama mari...
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
Alkisah, dahulu, 4,5 tahun yang lalu, hiduplah seorang tuan yang diagungkan oleh rakyatnya. Dialah sang Tuan yang dipilih dan dicintai oleh rakyat daerah itu. karena kecintaan rakyat itulah, ia menjadi utusan penting yang menduduki posisi penting, membahas urusan penting, dan memiliki banyak kepentingan, sampai-sampai saat ditandangi oleh rakyatnya ia dahulukan kepentingan lain.
Tapi...
Hari ini ia kembali, pulang dengan senyum berseri...
Hari ini ia kembali, menempelkan diri pada batang sari yang tumbuh di tepi-tepi jalan dengan asri.
---Ada yang bertaruh dengan tsunami, mungkin karena merasa menjadi bagian penting-
penting apa?
---Ada yang baru sekali ini berpeci, sehingga terlihat seperti....
---Ada yang berdiri tanpa ekspresi
---Ada yang berdiri di tempat pengemis dulu pernah mengais rezeki, mungkin berharap
'tuah' dari bekas pijakan kaki pengemis yang dulu pernah berdiri di situ...
---Apalagi?? ?????????

Edi Miswar said...

gue suka cari lo menanggapi cuap-cuap akmal yang makin tangkas saja bercakap-cakap lewat kata.

puitis, itu yang nggak bisa gue dapat. kalo lo mo publikasi karya-karya lo; cerpen, puisi, atau bahkan novel, gue kira lo bakal dibaca banyak orang.

dan, satu lagi. mungkin ini cuma pendapat. gue lebih mau berkarya ketimbang kepikir mo nulis yang bernilai kreatif banget. perfeksionis. padahal hukum kan kalo kita baru lahir ya bisanya pastilah merangkap, jalan tertatih-tatih, jalan, baru kemudian lari.

heran gue. ada teman yang berpendapat gini di depan gue (maksud hatinya untuk gue, bukan untuk yang lain pasti). dia mau nulis yang kreatif bukan produktif tapi sampah.

sudahlah. tenang saja. buktikan. nah, gitulah yang gue pikirin. memang sudah begini kehidupan.

Nurul Hikmah said...

maaf lambat kasih komentar, tapi begitu baca ni curhat, hati saya jadi ikut2n berubah suasananya, yang Akmal katakan memang benar, yah, keluar atau membenci partai tersebut saya rasa bukanlah sebuah solusi yang tepat, memang akhir2 ini kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan yang hadir di depan kita atau tepatnya tidak kita harapkan kehadirannya. namun itulah kenyataAN yg mau tidak mau harus kita terima, saya melihat hal yang sama juga terjadi di daerah saya, karena saya juga sering terlibat dikegiatan yang mereka adakan. sekarang memang banyak perbuatan mereka yang tidak sesuai dengan nilai2 yang mereka usung dan tanamkan dulu. yah, saya juga jadi mikir2 lagi,, yg perlu kita lakukan menurt saya adalah mengingatkan kembali mereka tentang apa yang mereka usung dulu. kalo lain perkataan lain perbuatan, berarti udah muna dong. Agama itu kan nasehat, jadi marilah kita sama2 menasehati mereka yang mungkin saat ini sedang lupa, lain kali kalo kita yg lupa, diingatkan oleh orang lain. mengkritik memang mudah, menyalahkan bisa dilakukan siapa saja, tapi memberi solusi? ah... tidak semua kita.

saya rasa jika anggota partai tersebut memang bijak, tentu mereka mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain tentang mereka, karena yang bisa menilai kita kan hanya orang lain.

kirim aja masukan ke email2 mereka atau sampaikan langsung ke anggt partai tersebut yang kita kenal.

wasalam

Junaidi said...

PKS itu memang partai kotor sekali. mereka picik. menggunakan agama sebagai kedok untuk berpolitik. saya pikir kalau membantu orang itu ada alih-alih lain, lebih baik tidak usah saja. dari pada ria. dosa besar.

Akmal MR said...

tak ada yang bisa kita terka dengan benar keadaan dunia ini. semua bisa munafik begitu saja.