9.3.12

Sumber: okezone.com

BANDA ACEH - Sekolah Menulis Dokarim Aceh menggelar Festival Film Iran 2012. Pagelaran berlangsung hingga 13 Maret nanti bertempat di Episentrum Ulee Kareng, Banda Aceh."Kegiatan ini terjadi dalam rangka Pekan Budaya Republik Islam Iran yang juga berlaku serentak di beberapa kota di Sumatera dan di Jakarta," kata panitia festival, Akmal M Roem dalam siaran pers dikirim ke okezone, Jumat (9/3/2012).Festival Film Iran ini dinilai sangat penting untuk menjalin silaturahmi kebudayaan serta memperkuat kemesraan sosial antarsesama komunitas Islam dunia.

"Juga paling utama untuk saling belajar tentang bagaimana model-model penerapan syariat Islam di negara paling kuat dan berkarakter di kawasan Timur-Tengah di tengah dinamika modernitas yang terus bertumbuh pesat," ujar Akmal.

Iran adalah gairah pergulatan kebudayaan untuk tetap tegak di atas sejarah panjang kejayaan dan kejatuhan bangsa-bangsa.

Cerita-cerita penuh warna, tentang hidup sehari-hari yang sederhana, kesenian tanpa artifisialitas, juga karya-karya cipta insan perfilman Iran yang meruwah, telah sanggup membawa negeri para Mullah itu melompat keluar jauh untuk menyatakan diri pada dunia.

Festival Film Iran ini sudah mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta.

Konselor Budaya Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia, Mohammad Ali Rabbani dalam surat dukungannya, menyebutkan berbagai penghargaan dari Festival Film Internasional telah mengharumkan industri perfilman Iran di pentas global.

"Kisah-kisah yang sarat nilai religius dan kemanusiaan menjadi ciri khas dalam berbagai film sehingga sangat menarik dan enak ditonton," kata dia.

Terakhir, sebuah film Iran bertajuk A Separation memenangkan penghargaan kategori film berbahasa asing terbaik dalam Festival Film Oscar 2012 di Amerika.

Dalam Festival Film Iran pertama yang digelar di Aceh, Sekolah Menulis Dokarim yang juga secara rutin setiap akhir tahun menggelar Festival Film Arab, akan memutar sembilan film panjang (feature) dengan banyak tema mulai sore hingga malam selama pagelaran berlangsung.

Film-film tersebut di antaranya berjudul Kerajaan Nabi Sulaiman, Osemon-e Hasytom (Langit kedelapan), Charkh (Gerobak), dan Hayat (Kehidupan) membawa tema semisal keluarga, persahabatan, mimpi kanak-kanak, dan kisah para Nabi.

Film itu berlaku untuk semua umur dan sudah disulih-suara (dubbing) ke dalam bahasa Indonesia sehingga memudahkan pemahaman atas jalan cerita untuk para penonton. Terbuka untuk umum secara cuma-cuma.

"Semoga berguna bagi pertumbuhan kebudayan dan pemikiran baru di Aceh," kata Akmal.(rfa)

0 comments: