24.4.09

akmal_032Malam semakin larut. Angin tak kunjung berhenti membelai lamunan pohon-pohon sunyi. Gemerlap bintang telah binasakan kesunyian malam. Meski tak ada bulan di sana. Meski tak ada suara binatang-binatang kecil. Begitu sunyi malam ini. Sepertinya ia memang berharap membikin aku sendiri. Hingga aku bisa menyadari bahwa hari ini telah kulewati dengan semua waktu yang ada. Aku diajaknya berpikir tentang apa yang harus aku lakukan esok hari.


Pagi tadi, aku bangun sedikit telat. Tidak seperti biasanya. Tapi, aku masih sempat untuk shalat subuh. Meski tanah mulai memerah. Aku kesal. Sangat kesal karena tepat pukul 05.30wib aku sempat bangun karena alrm yang kubikin di Hpku berdering. Tapi, karena kecapean seharian bekerja di Taman Putro Phang aku jadi tidak bersemangat untuk membunuh rasa kantuk ini. Jadi, aku sambung tidur lagi.

Ya, ampun!!! Aku telat… itu yang terjadi. Padahal aku harus mengajar hari ini. Murid-muridku telah menunggu dengan hati yang gembira di kelas. Aku merindukan mereka dari malam sebelum aku menutup mata. Meraka adalah anak-anak yang sangat baik. Meskipun mereka sering mengeluh karena kepanasan bila di dalam ruang terus-terusan. Mereka ingin belajar diluar sekolah. Tapi, aku tetap berusaha untuk membuat mereka selalu nyaman. Selalu ingin belajar dengan menarik. Mereka semua masih terlalu polos. Mereka baru kelas VII. Dan semuanya gadis-gadis kecil yang unik.


Setelah shalat, aku bergegas mandi. Tak ada nyanyian habis mandi menggosok gigi, lalu bantu ibu membersihkan tempat tidurku di sini. Aku tinggal di Ulee Kareng, jauh dari ibu. Sangat jauh. Kadang aku rindu melihat matanya. Melihat senyumannya. Kadang dia marah padaku karena tidak pulang. Aku rindu itu. Katanya, aku anak paling bandel di rumah. Tapi, dia sangat sayang padaku.

Aku berangkat ke sekolah. Semua telah kupersiapkan dengan baik. Setiba aku di sekolah, ruanganku terlihat sunyi. Rupanya guru pamongku sudah masuk. Aku malu. Aku terlambat. Tapi, aku harus tetap semangat. Aku tak boleh takut pada kesalahan. Aku masuk dengan wajah sedikit menunduk, malu. Aku tersenyum melihat mereka semua tersenyum melihat aku memasuki ruangan. Guru pamongku juga ikut tersenyum. Dia bertanya kenapa aku terlambat. Lantas aku manjawab, telat bangun. Semua murid-muridku tertawa. Guru pamongku juga ikut tertawa.

Dia meninggalkan kelas. Aku kini tinggal dengan 36 murid-muridku yang cantik. Selamat pagi menjelang siang kataku. Mereka mengajakku keluar dari ruangan lagi. Mereka ingin belajar membaca puisi. Padahal, hari ini aku mempersiapkan diri untuk bercerita tentang sebuah legenda. Sebuah cerita rakyat. Tapi, mereka ingin aku membacakan puisi untuk mereka. Mereka ingin belajar di luar lagi.

Aku menyerah. Aku mengajak mereka keluar dari ruangan. Kami menuju ke taman sekolah. Di sana sangat nyaman untuk belajar. Dingin sekali. Ada pohon mangga yang besar. Untung saja, padahal sekolah ini tepat berada di tengah kota Banda Aceh. Jarang sekali ada pohon sebesar ini.

Aku membacakan sebuah puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Aku”. Khitmad sekali mereka mendengar. Setelah itu aku menceritakan sedikit sejarah Chairil Anwar pada mereka. Kini, mereka tahu kenapa April itu disebut dengan Bulan Sastra. Kujelaskan pada mereka bahwa Indonesia menghadiahkan bulan April sebagai “ziarah” untuk salah seorang sastrawan yang telah membesarkan nama kesusastraan Indonesia. Kini mereka tahu itu. Mereka akan menunggu datangnya tanggal 28 April. Kapanpun itu! Aku yakin mereka akan ingat.

Setelah selesai mengajar. Aku mengajak mereka untuk sama-sama membacakan beberapa sajak Chairil Anwar. Satu per satu mereka memberanikan diri untuk membacakan karya Chairil. Aku terkesan. Mereka masih sangatlah kecil. Tapi, keberanian mereka itu yang membuatku selalu merindukan mereka. Murid-muridku yang pintar. Seandainya kalian baca ini. Aku bahagia sekali karena kalian tahu betapa aku menunggu hari esok untuk berjumpa kembali.

Malam semakin larut.

Aku ingin memburu mimpi.

Aku tidur dulu ya….!

4 comments:

Citra Rahman said...

Selamat mengajar...

Irna plttae said...

Salam kenal dari saya,saya ga bermaksud menggurui beri contoh deh yg positif ke muridx,yg utama kedisiplinan gitu loh.

Irna plttae said...

Maaf tapi komentar saya ga tercantum apa saya salah mengajukan komentar tolöng di.Jelaskan

Akmal MR said...

Terima kasih buat Irna yang telah mengunji dan menuliskan komentar yang begitu berarti.
terima kasih sebelumnya atas saran yang Irna berikan.

aku menulis ini untuk catatan kecil supaya aku bisa berubah menjadi lebih baik ke depannya.

makasih ya...