10.8.09

berusaha untuk tidak mengaitkan makna alam.
Tapi, entah kenapa kampungku mendung.
Apa mungkin mereka hendak menulis sajak tentang kepergian kau hai burung merak?
Aku melihat angin tak lagi memiliki tujuan yang pasti.
Hempasan ombak menyerang batu-batu berlumut.
Kampungku murung, hai burung merak. . .mereka bertanya, apakah akan ada yang sepertimu, nanti?

0 comments: