4.10.11

Karya Akmal M Roem

Sengaja kuperhatikan lekat-lekat wajahmu
Dalam bingkai yang tertancap pada dinding beku
Aku membayangkan kau tersenyum lebih dari yang kulihat
Menenggelamkan segala gundah yang membuncah
Dalam bingkai kecil ituKau simpan satu kerinduan yang dahsyat

Untuk terus kulihat sambil menerka tentang kepergianmu
Yang tak kunjung kupahami
Kudekatkan lagi tatapanku
Semakin dekat
Menancap pada detik waktu yang terhenti

Aku terjebak dalam rindu yang begitu menderu
Membuatku terpaku merasakan siksa kuat menahan pilu

Aku menikmati wajahmu, ibu
Menikmati kerinduan yang penuh kebesaran
Aku kini berada di kerut keningmu
Sesuatu yang mestinya tidak asing bagiku

Tapi kali ini aku tersesat dalam dendam yang hebat
Menerka tentang peluhmu yang tak habis kusapu
Tentang letihnya langkahmu sambil menahan air mata
Aku gemetar. Semakin menjadi-jadi
Ada sesuatu yang tiba-tiba datang seakan berusaha meledakkan tubuhku
Yang telah tersesat. Yang mendendam

Ibu, aku hanya ingin bertanya
Lepas membunuh, ayah pergi ke mana?
Apakah kau menikmati surga tuhan?
Di sini malam terlalu dingin

Aku hanya rindu. Hanya ada dendam
Aku ingin membunuh ayah. Lelaki yang membunuhmu!

Banda Aceh, 28 September 2011
sumber: Serambi Indonesia

sumber: Serambi Indonesia

0 comments: