3.6.07

Oleh : Akmal MR

Sungai itu kering sudah,


Usai airmata darah membasuh wajah termangu


Menyaksikan catatan kecil


Tentang kutukan pada tanah kami


 


Matahari tak juga lelah melawan malam,


Kembali ia merdeka lepas fajar


Mengusir zambrut


Membungkus dingin wajah bunga yang kusam


 


Sepertinya bibir ini telah lelah


Dan


Mata ini tak cukup lagi di usap


Tapi


Tak juga telinga mereka terbuka


 


Tujuh batu hitam itu telah berdebu


Baik kitab-kitab pun kini terbalut lumpur


Seperti taman merindu bunga


Yang menacap pada batu bergaris merah putih


 


Rindu senyum itu


Seperti memungut jarum untuk


Menusuk bisul ombak


Seraya membaca sepuluh baris tentang


Kemerdekaan tanah menjadi debu


Lalu berteriak duka


Hanya karena sesuap tahta


 


Ini aceh,


Telah damai


Jaga itu


Karena kedamaian merubah lara


Menjadi seuntai senyum


 


 


Lam U, 20 Mai 2007


 


* Akmal MR adalah penulis lepas, saat ini bekerja di Episentrum Ulee Kareng. Poenya Tikar Pandan.

0 comments: