27.11.08

“Mereka sedang bercerita,” buka Pak Mukhlis saat membacakan pengantar buku Sepucuk Surat Buat Emak ketika peluncuran buku tersebut. Sepucuk Surat Buat Emak adalah buku kumpulan cerpen mahasiswa Gemasastrin yang di tulis oleh mahasiswa yang mengambil matakuliah prosa fiksi. “Buku yang diluncurkan ini merupakan awal mula dari sebuah bentuk perubahan sastra kampus.” Ungkap pak Mukhlis yang merupkan kurator buku itu.


Menurut Pak Mukhlis, buku ini merupakan awal dari sebuah gerakan menulis di kalangan mahasiswa Gemasastrin. “Ini sebuah gebrakan. Setelah ini kita akan mencoba membuat buku yang lebih menarik.” Cetus mantan ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini.



Dalam peluncuran buku ini, ikut hadir salah satu sastrawan besar nasional asal Aceh. Azhari adalah budayawan yang diundang untuk membedah buku ini. Azhari memberikan gambaran betapa dekatnya sastra dengan kita. “Kita tidak perlu menulis sejarah karena sejarah itu memang telah tertulis. Sekarang bagaimana cara kita menumpuk apa yang pernah kita lihat. Pentingnya menulis itu untuk mengingat. Tanpa ada tulisan mungkin kita tidak mengenal sejarah.” Ungkap penulis buku Perempuan Pala ini.


Azhari memang tidak lebih banyak membedah mengenai buku ini. Tapi dia (Azhari) lebih melihat pada proses kreatif penulis yang mau mengumpulkan apa yang dia rasakan. “Ini luar biasa, mahasiswa di Aceh cenderung naïf terhadap keadaan. Tapi di sini beda!” ujarnya.


Ini adalah buku kumpulan cerpen pertama kalinya yang ditulis sendiri oleh mahasiswa. Buku ini digagas oleh Drs. Mukhlis A. Hamid, M.S yang juga dosen sastra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah.

Gagasan ini kemudian memicu beberapa mahasiswa seperti Decky, Risma, Hendra Kasmi dan Akmal untuk mengumpulkan karya-karya mahasiswa untuk diluncurkan.


“ini adalah peluncuran buku pertama kalinya yang ditulis sendiri oleh mahasiswa. Bagi kami ini adalah sebuah kebanggaan yang tidak ternilai. Mungkin masih banyak kekurangan. Tapi kami telah mencoba dan kami akan terus berusaha.” Lanjut Akmal yang juga salah seorang penulis dalam buku ini.


Acara yang digelar pada hari kamis 20 November 2008 ini di meriahkan oleh penampilan Teater Gemasastrin. Teater yang disutradarai oleh Akmal ini menceritakan tentang suasana kampus yang semakin tidak nyaman untuk sekelas universitas. Akmal lebih memainkan pola komedi untuk memberikan penjelasan sisi kritis terhadap kegamangan yang dirasakan mahasiswa yang kuliah di Universitas Syaiah Kuala. “Ini adalah pementasan sederhana. Tidak ada yang lebih menarik bagi kami selain untuk mencoba memberi masukan kepada umum agar lebih mengerti betapa pentingnya fasilitas yang nyaman untuk mendukung proses pembelajaran” tutur Akmal.



Buku yang tebal 144 halaman ini memuat 16 karya penulis gemasastrin FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang menjadi kurator buku ini adalah Drs. Mukhlis A. Hamid, M.S. dan Sulaiman Tripa yang keduanya tercatat sebagai sastrawan Aceh.


Acara yang digelar Gemasastrin ini mendapat dukungan penuh dari Kedai Buku Dokarim.

0 comments: