22.12.11

Sumber: Harian Aceh


Banda Aceh | Harian Aceh - Video diary karya murid Sekolah Remaja Aceh 2011 diputar di Gerobak Bioskop, Episentrum Ulee Kareng, Banda Aceh, Rabu (21/12). Dua film yang digarap selama sebulan itu: Habis Terang Terbitlah Gelap dan Aku, Kamu Jadi Kita.


Habis Terang Terbitlah Gelap bercerita tentang kondisi keuangan mahasiswa di Banda Aceh. Mahasiswa itu setiap bulan mengharap kiriman orangtua dari kampung untuk biaya hidup di ibukota provinsi. Namun ia menggunakan uang itu untuk membelanjakan seluruh perlengkapannya agar selalu tampil sempurna di depan pacar. Tetapi kondisi demikian hanya di awal bulan.


Sementara film Aku, Kamu Jadi Kita mengulas tentang “gap” yang selama ini menjadi hal yang dianggap negatif. Gap merupakan pengelompokan-pengelompokan kecil di sebuah kalangan atau tempat. Gapi itu terbentuk dari berbagai macam cara, seperti orang-orang yang glamor dengan lebih menonjolkan penampilan tubuh. Atau mahasiswa yang pintar dan punya indeks prestasi tinggi di kampus akan berbaur dengan mahasiswa “selevel” dengannya.


“Tidak bisa dipungkiri, banyak generasi muda Aceh punya bakat di dunia perfilman. Terlihat dari sejumlah karya yang dihasilkan murid Sekolah Remaja Aceh,” kata Munawar, alumni sekolah jurnalistik Muharram Journalism Collage, Rabu (21/12).


Rilis diterima Harian Aceh Rabu malam dari seorang murid Sekolah Remaja Aceh 2011, Muhammad Hamzah, disebutkan, selama sebulan sekitar 20-an remaja Aceh dididik dua fasilitator dari Yayasan Kampung Halaman, sebuah organisasi pengembangan remaja berbasis komunitas dari Yogyakarta. Mereka diajari videografi, fotografi, dan geotagging (pemetaan).


“Target kita memang bagi remaja, karena mereka yang akan mengubah dunia lebih baik. Selamat atas selesainya dua video kawan-kawan ini. Ini merupakan agenda kita tahun 2011. Selain di Aceh, kita juga membuat kegiatan ini di Wakatobi, Yogyakarta, Sintang Kalimantan, Jambi, Jakarta, dan Sumbawa,” sebut Irwan Dwi Nuryadi, fasilitator Kampung Halaman.


Project officer Komunitas Tikar Pandan, Akmal M Roem melihat, permasalahan remaja selalu menarik dibahas dan disampaikan ke publik. “Penting bagi remaja lain, bahwa permasalahan yang ada di remaja hari ini bisa disampaikan,” katanya.


Akmal menambahkan, video diary merupakan media alternatif untuk menyampaikan permasalahan yang ada dalam diri. “Selama ini, kita di Aceh hanya mengenal dunia menulis dan fotografi. Sangat sedikit penyampaian hal terdekat dari kita melalui video,” ujarnya.


Akmal mengharapkan, setelah belajar sebulan dan penggarapan video itu, para peserta bisa melanjutkan kegiatan di komunitas masing-masing. “Komunitas Tikar Pandan siap memfasilitasi kegiatan berbasis remaja seperti ini.”(cdm)

0 comments: