15.12.11

sumber: acehkita.com

Karya Akmal M Roem

Untuk kesekian kalinya
Aku mengisap sebatang kenangan
Pada waktu yang berbeda
Ada hujan yang sedang turun deras

Aku tidak sempat melihat engkau
Menyusuri lelorong sunyi
Tanpa menoleh ke belakang
Memapah kegelisahan yang dahsyat
Menyembunyikan diri dari kebenaran

Bahwa langit memang sedang resah
Ia tidak pernah bisa untuk selalu memberi cahaya terang
Meski matahari tetap pada tempat semula
Karena ada gumpalan pekat yang datang secara tiba-tiba

Ada gundah menyasak di setiap tetes hujan yang turun
Berusaha mengerti apa yang sedang kau rasa
Ada kegamangan yang nyata di setiap butirnya
Melampaui kengerian yang kita rasakan
Bahkan kita sempat melihatnya, bukan?
Seluruh hati terenyah

Hujan mengepung dari seluruh penjuru
Mengumpul hingga menjadi bah
Maha dahsyat
Tak sempat kau menoreh ke belakang
Dalam lorong itu
Semua lenyap

Tinggal lumpur dan pohon kenangan

Kini aku hanya bisa berusaha menelan resah
Dalam waktu yang berbeda
Mengingat bandang menghanyutkan kau
Dan seisi kampung

Setelah pohon mereka tebang
Selanjutnya kematian yang mereka undang

(Banda Aceh, 2011)

0 comments: