21.9.14


Museum Angkut kota Batu. foto: Akmal M Roem
Ada yang mengatakan bahwa ke museum sudah barang tentu melihat benda sejarah yang jaya pada masanya. Mungkin saja masih banyak kesan bosan ketika bermain ke tempat seperti itu. Ya, karena hanya bisa melihat benda-benda mati yang kini sudah dalam pajangan. Padahal rasa bosan itu muncul dari kita sendiri jika tidak memberi kesan apapun terhadap apa yang kita lihat di museum. Kita sedang tidak menghargai karya makanya timbul rasa bosan. Sungguh di museum seharusnya bisa menjadi sekolah bagi kita yang ingin meningkatkan pengetahuan tentang sejarah apapun.

Selama berada di Jawa Timur, saya mulai  menyukai jalan-jalan ke museum-museum. Setelah ke Museum Mpu Tantular di Sidoarjo, Museum Bank Indonesia di Surabaya, kini saya punya kesempatan bermain ke Museum Angkut yang berada di Kota Batu, Jawa Timur. Kota Batu sendiri terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, Jawa Timur. Benda-benda bersejarah yang terdapat dalam Museum Angkut ini berhasil membuat saya tergagum-kagaum.

Namanya sederhana sekali; Museum Angkut. Museum ini terletak tidak begitu jauh dari Jawa Timur Park 1. Sebagian besar yang dipajang dalam museum ini adalah alat angkut dari berbagai jenis dan masanya. Alat transportasi darat, udara dan laut dari masa tradisional hingga modern yang memenuhi ruangan inilah mungkin alasan dinamakan Museum Angkut.

Untuk bisa menikmati berbagai keunikan dalam Museum Angkut, saya harus membayar tiket. Tertera di pintu masuk harga tiket untuk untuk hari biasanya adalah Rp 50.000 sedang hari Jumat, Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya adalah Rp 75.000. Bagi yang punya kebiasaan berfoto ria, maka siap-siap membayar Rp 30.000 untuk kamera digital atau DSLR. Tarif gratis hanya berlaku khusus buat kamera dari perangkat seluler atau gadget canggih Anda itu.

Ketika masuk pertama kalinya, saya langsung dibuat kagum oleh koleksi mobil tua dari berbagai negara yang terpajang rapi dan masih sangat bagus sekali kondisinya. Perjalanan semakin seru ketika melihat salah satu pajangan mobil yang pernah dipakai oleh Presiden Soekarno. Mobil bersejarah dengan kondisi yang masih sangatlah bagus terpajang di antara puluhan kendaraan sejarah lainnya. Di ruangan ini, terdapat berbagai jenis angkutan seperti motor, sepeda, dan mobil-mobil dari berbagai masa.








Puluhan alat angkut dari seluruh pelosok dunia ini ditata dengan sedemikian rapi. Penambahan tata cahaya unik tentu menambah sensasi hingga membuat saya jadi sangat tenang melihat benda-benda sejarah itu. Saya seperti diarak ke masa lalu yang jaya dengan benda-benda ini.

Benda-benda yang terpajang dan telah mati tersebut rasanya menimbulkan daya magis bagi pengunjung. Tidak hanya untuk dilihat saja, para pengunjung tak ayal melakukan berbagai pose untuk mengabadikan bahwa mereka pernah berada di depan alat angkut dari masa ke masa itu. Tak boleh disentuh bukan berarti tak bisa bergaya di depan pajangan. Para pengunjung berpose ria di depan anggunnya kereta kencana, gagahnya di depan mobil balap dan rasa semangat muncul ketika berada di hadapan dengan helikopter milik Presiden RI pertama, Ir Soekarno, hadiah dari mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy. Juga mobil yang pernah dipakai oleh Sang Plokamator tersebut.

Jalan-jalan di lanjutkan ke lantai atas. Di sana saya menemui gerobak barang. Di gerobak barang ini, saya jadi teringat tentang status yang ditulis, Reza Idria di Facebooknya. "Anthropology of Becak: from Becak Orang to Becak Barang haha" tulis kakak laki-laki tertua saya itu dengan pajangan foto yang lucu di atas sebuah becak angkutan barang. Ya, mungkin pada dasarnya angkutan dulunya diperuntukkan mengangkut barang hingga berubah jadi angkutan manusia, atau mungkin saja sebaliknya. 

Lanjut ke Museum Angkut, di lantai dua ini juga ada lokasi yang didesain khusus menyerupai tempat menerbangkan pesawat ke luar angkasa. Selanjutnya ada mobil-mobil tanpa pintu dengan setir kayu, motor-motor bermesin tanpa tempat duduk yang nyaman. Miniatur kapal laut dari berbagai waktu. Dan waaaah! Turut ada mobil yang pernah membuat Dahlan Iskan kecelakaan itu pun ikut dipajang di sini. Kesemua benda itu adalah sejarah yang berawal dari segala bentuk alat angkut yang dibutuhkan manusia hingga yang model masa kini yang bisa dengan mudah kita jumpai.



Tentu tak hanya sekedar melihat, di setiap pajangan juga dibekali berbagai informasi tentang alat angkutan tersebut. Museum Angkut  tidak hanya berisi alat transportasi, tetapi di sana saya juga bisa menikmati berjalan-jalan di Batavia, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa seperti Italia, Jerman, Prancis dan Inggris dalam bentuk replika negara tersebut. Dengan desain yang unik ini, tetap diselipkan jenis angkutan yang khas pada negara yang kita datangi itu.

Hati saya lalu mulai bertanya, siapa manusia yang memiliki ide semenarik ini. Ia mengumpulkan barang bekas menjadikan tempat wisata yang sungguh penuh makna. Sekali lagi, museum yang konon kata orang hanya memajang kumpulan barang tua yang membosankan itu tidak akan Anda temui di sini. Sejarah-sejarah tentang angkutan akan menambah wawasan Anda hanya dengan jalan-jalan dan melihat apa yang terpajang dalam Museum Angkut.

Di luar gedung, sejenak saya dihadapkan pada eksotisme kota Jakarta Tempoe dulu. Berbagai jenis angkutan ada di sini. Kantor pos, gerobak penjual tahu, gerobak kuda, stasiun kereta dan berbagai macam alat angkut lainnya. Anda juga bisa melihat salah satu koleksi paling unik di sini, ya, sepeda pemadam kebakaran! Menarik bukan?

Lalu kemudian kita akan berhadapan dengan zona Amerika yang dilengkapi dengan desain Gangster, Las Vegas, Brodway dan Hollywood. Di tempat ini, kita seperti terjebak dalam waktu yang sangat sibuk di Amerika. Setiap orang sibuk mondar-mandir mencari lokasi berfoto yang mereka anggap paling menarik. Anda bisa berfoto sambil merasakan dinginnya penjara Amerika di sini. Selain itu, turut hadir alat angkut milik Batman, Hulk, Brad Pitt, Marilyn Monroe, Bruce Lee, Elvis Presley hingga kendaraan uniknya Mr. Bean juga ada di sini.




Megahnya suasana kerajaan Inggris dan berbagai kesibukan kota London juga bisa dinikmati begitu saja di tempat ini. Dengan ditemani lagu-lagu tempo dulu, Anda bisa berfoto sebanyak mungkin di tempat ini. Malam semakin dingin di Kota Batu. Hamparan lampu kota bisa dilihat dengan sangat jelas dari atas tempat ini.  Sebelum akhirnya perjalanan berkesudahan di Pasar Apung. Di Pasar Apung para pengunjung bisa beristirahat santai sambil menikmati kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Ada dari Kalimantan, Sumatera, dan Pulau Jawa. Sambil menikmati sate khas Madura atau gudeg Jogja, pengunjung juga bisa membeli berbagai oleh-oleh khas daerah tersebut di tempat ini. Di samping itu pula, ada berbagai koleksi unik lainya di Museum Topeng di dekat Pasar Apung.

Nah, sejuknya kota Batu telah membuat saya bahagia dengan bisa berkunjung ke tempat ini. Museum Angkut buka dari pukul 12.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Sedang penjualan tiket sudah dimulai pukul 11.00 WIB. Bisa menghabiskan banyak waktu di dalam Museum Angkut sungguh bisa membuat Anda benar-benar merasakan banyak sensi. Persiapkan fisik dengan baik. Karena jika dihitung, mungkin akan menghabiskan dua atau tiga jam lebih untuk melihat semua koleksi yang ada dalam ruang kumpulan sejarah ini. Tertarik? Silakan kunjungi!

mari bertukar cerita. Temui saya di:
twitter           : @vanroem
Facebook      : Akmal M Roem
Instagram      : vanroem
email             : akmalmroem@gmail.com

1 comments:

Unknown said...

Memenglah Bang Amoy, lon salut dengan kerajinanmu menulis di blog sekarang. :D Haaha