6.10.14



Segelas kehangantan STMJ
Malam pertama tiba di Blitar, aku diajak keliling-keliling sama teman. Ke sana, cari makan, karena lapar jadi harus makan dulu supaya kenyang. Makanannya banyak dijual di pinggir jalan. Ada bebek, ikan, ayam yang semuanya itu bisa dibakar atau digoreng kalau mau. 

Terserah mau pesan yang mana. Yang penting mau. Kalau aku malam itu makannya nasi soto. Karena dibilang temanku, itu soto khas Blitar. Kalau Soto Lamongan sudah pernah kumakan di Surabaya. Tapi yang namanya soto mungkin sama saja. Makannya pakai nasi tapi ini tidak di piring. Langsung di mangkuk. Nasi sama sotonya sudah dicampur. Setelah makan, baru minum jeruk hangat.

Aku yang tiba-tiba sudah di Blitar ini rencana besok itu mau rumah yang pernah jadi kediamannya Bung Karno. Karena sekarang sudah jadi museum. Sudah dijadikan lokasi wisata oleh pemerintah kota Blitar. Makanya mau ke sini. Pokoknya mau lihat semuanyalah. Terus baru ziarah ke makam beliau. Ya, mumpung lagi di sini. Kan bisa melihat langsung makam sang plokamator Indonesia itu.
Tapi malam ini masih terasa letih karena menempuh perjalanan jauh (Surabaya – Blitar). Kalau kalian yang sudah terbiasa sih, ngak jauh. Tapi ini pertama kali bagiku dan rasanya jauh. Yang aku ingat aja nih, kami dari Surabaya ke Mojokerto, Jombang, Pare terus baru nyampe Blitar. Wuih jauh...

Biar fokus, aku cerita satu-satu dulu. Lain kali aja soal ke rumah bung Karno dan ziarah ke Makamnya. Karena kali ini aku mau cerita soal jalan-jalan kami di malam pertama aja. Kenapa? Karena aku mau.

Setelah makan nasi soto, kami jalan lagi ke sana, lewat alun-alun kota Blitar. Muter-muter sampai kelihatan balai kota Blitar yang malam itu tidak ada acara apa-apa karena sudah hampir larut malam. Tapi ada beberapa anak muda yang sedang foto-foto di depan pagarnya.

Kami masih di jalan sampai akhirnya singgah di sebuah tempat yang agak remang-remang. Ini pas di samping jalan. Bukan remang-remang karena dibikin begitu. Tapi karena memang kurang lampunya jadi rasanya agak sendu. Tempat ini keren. Dindingnya bagunan tua. Nah, di sini itu ada yang jualan minuman. Kata temanku, minuman ini salah satu khas Blitar. “Setidaknya kalau sudah ke Blitar ya minum ini,” katanya.

Nama minuman yang dipesan itu adalah STMJ. Singkatan dari Susu Telur Madu dan Jahe. “Blitar kalau malam itu agak dingin. Jadi pas banget minuman kek gini diminum sekarang,” lanjut temanku mencoba meyakinkan aku untuk segera memesan juga.

Aku masih lihat ibu itu yang sedang mengaduk kuning telur dalam gelas. Dia bekerja sambil duduk karena pesanannya banyak sekali. Pada saat aku mau pesan pun terus berdatangan orang. Mungkin mereka kedinginan dan butuh dihangatkan STMJ. Maka aku mau coba dan segara kupesankan pada si ibu itu untuk segera membuat segelas STMJ buatku.

“Ini adalah susu murni. Susu sapi. Terus ini, kuning telur kampung dan ditambah madu asli,” kata si ibu yang sedang membikin itu buat aku sambil memperkenalkan kelengkapan ramuannya.
“Jahenya palsu, bu?” tanyaku yang bikin si ibu langsung melihat wajahku. “Hehehe… becanda, bu.”

Minumannya panas. Karena memang susunya ngak pernah dipindah dari api. Maksudnya itu, kuali tempat susu terus saja di atas bara api yang langsung muncul dari kayu bakar. Bukan pake kompor gas. Tidak ada tambahan air. Hanya susu sapi, madu secukupnya, satu kuning telur dan jahe beberapa sendok akan bikin malam jadi hangat.

Di meja, ada beberapa kue yang bisa dimakan langsung. Ada satee ayam, satee daging, telur puyuh, burung puyuh yang digoreng, tahu goreng juga ada petisnya, ada kerupuk yang semuanya kalau sudah dimakan harus dibayar. Kalau mau tambah menu lain, bisa pesan langsung ke si Ibu. Malam itu aku pesan dua telur setengah matang. Makannya pakai sendok karena telurnya belum keras. Untuk segelas STMJ Anda hanya perlu membayar Rp 4000 dan telurnya bisa bayar Rp 2000 perbutir.

STMJ ditambah dua telur setengah matang
Pstinya STMJ itu punya banyak khasiat. Makanya rame yang datang buat minum di sini. Tapi sederhananya kalau Blitar itu dingin saat malam, maka segelas STMJ bisa bikin badan jadi lebih hangat. Tidur enak dan bangun pagi rasanya lebih segar. Kalau tidak percaya silakan ke Blitar. Nama tempatnya STMJ Lawu karena berada di jalan Lawu. Rame!

0 comments: