31.10.14



sumber:google.com
Setiap tahunnya, perayaan Halloween semakin digandrungi masyarakat di beberapa kota besar di Indonesia. Meski tidak semeriah di negara-negara Barat, di Indonesia perayaan Halloween yang meriah bisa dilihat dari desain beberapa tempat hiburan yang secara khusus sengaja mengambil tema ini pada setiap tanggal 31 Oktober. Kebetulan saat ini saya sedang di Surabaya, beberapa tempat hiburan sudah terlihat jauh hari mendesain tempat mereka dengan tampilan yang unik menyambut perayaan Hallowen ini. Saya yang tidak biasa dengan kegiatan ini lantas memutuskan untuk mencari tahu apa sebenarnya Halloween itu.

Dilansir Wikipedia, Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat. Tradisi ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang berimigrasi ke Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili." Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.


Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan simbol-simbol Halloween.

Beberapa video yang saya tonton tentang perayaan ini, kebanyakan dari itu saya menjumpai bahwa mereka yang merayakan Halloween hanya untuk bersenang-senang, bukan karena mereka percaya akan makhluk gaib. Tapi apakah itu berpengaruh pada keyakinan atau hal apa yang mendasari perayaan ini dibuat? Ada yang berpendapat bahwa ritual perayaan ini cukup membahayakan baik secara fisik maupun psikologi.

Encyclopedia of American Folklore mengatakan, ”Halloween pada dasarnya berarti berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus, yang sering kali mengancam atau  menakut-nakuti.” Tidak sedikit orang di seluruh dunia yang menggunakan hari-hari raya semacam itu untuk mengadakan kontak dengan arwah. Nah! Melakukan kontak dengan selain dengan makhluk hidup tentu bukan perkara yang biasa.

Halloween berasal dari festival yang dirayakan oleh orang Kelt (penduduk Eropa Tengah) zaman kuno. Festival ini untuk perayaan akhir tahun musim panen, atau disebut dengan ‘Tahun baru Kelt’. Orang Kelt secara turun temurun yang menganut Paganisme (kepercayaan/praktek spiritual penyembahan terhadap berhala) menggunakan kesempatan untuk melakukan festival dengan menyembelih hewan ternak serta menimbun makanan untuk musim dingin.

Bangsa Gael (Suku asli Irlandia kuno) percaya bahwa setiap tanggal 31 Oktober, pembatas dunia antara orang mati dan orang hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih. Orang Gael mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.

Selain itu, simbol Halloween yang diketahui secara universal adalah buah labu yang diukir membentuk wajah menyeramkan, yang biasanya disebut dengan Jack-o’-lantern, dan di dalam Jack-o’-lantern biasanya diletakkan lilin yang menyala atau lampu agar terlihat lebih seram jika di tempat gelap. Di Amerika Serikat itu sendiri, Jack-o’-lantern biasanya diletakkan di depan pintu masuk rumah jika hari sudah mulai gelap.

Dalam perkembangannya, kini banyak yang menyalahgunakan perayaan ini. Beberapa diantaranya itu adalah mitos boleh memberikan permen yang beracun kepada anak-anak. Hal ini sangat membahayakan. Beberapa kasus telah tercatat tentang Halloween yang dijadikan kesempatan untuk meracuni anak. Mungkin karena ingin mengambil keuntungan dari asuransi, seorang bapak rela meracuni  anaknya

Selain itu, ada juga yang menganggap bahwa vampire itu nyata. Padahal sampai saat ini belum ada yang bisa mebuktikan keberadaan makhluk peminum darah yang konon bisa hidup abadi ini. Mitos  selanjutnya adalah seperti kasus racun dalam permen, Halloween juga diidentikkan dengan tindakan kejahatan seksual dengan trick or trackers sebagai target.

Menurut History.com, asal mula perayaan Halloween berakar pada perayaan Celtic kuno “Samhain” (diucapkan Sah-win). Bangsa Celtic, hidup ribuan tahun yang lalu di daerah yang sekarang Irlandia, Inggris dan Perancis utara. Mereka menganut kepercayaan Druids dan merayakan tahun baru mereka pada tanggal 1 November. Hari itu menandai akhir musim panas dan panen serta awal musim dingin dan gelap, yang sering dikaitkan dengan waktu-waktu kematian manusia setiap tahunnya.

Sebagian orang mungkin ada orang yang menyanggah bahwa keikut-sertaan mereka dalam pesta Halloween hanya untuk senang-senang, tidak bersungguh-sungguh untuk bersekutu dengan roh-roh jahat. Tetapi dilihat dari kegiatan atau ritual yang dilakukan sepanjang perayaan ini, secara keseluruhan lebih mengarah kepada perbuatan negatif. Masih ingin merayakannya?

Merujuk pada beberapa catatan tentang asal-usul perayaan ini, saya pikir beberapa agama di dunia jelas melarang perbuatan yang mengarah kepada membentuknya kepercaan baru. Islam sendiri melarang penganutnya meniru hal yang sia-sia. 

Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan “Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”

Kita jelas melihat dalam perayaan Halloween pasti diiringi dengan membangga-banggakan setan. Memasang semua gambar setan di setiap asesoris atau meniru tingkah makhluk tersebut. Padahal Allah sangat melarang hal tersebut. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..” (QS. Al-Mumtahanan: 1)

Sedang dalam kitab umat Kristiani tertulis “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8.

Semoga ini menjadi sesuatu yang bisa kita pelajari dengan baik. Sehingga kita tidak hanya meniru karena hanya ingin bersenang-senang namun justru terjerumus ke dalam lingkaran yang tidak baik. []

0 comments: