sumber:google.com |
Setiap tahunnya, perayaan Halloween
semakin digandrungi masyarakat di beberapa kota besar di Indonesia. Meski tidak
semeriah di negara-negara Barat, di Indonesia perayaan Halloween yang meriah bisa
dilihat dari desain beberapa tempat hiburan yang secara khusus sengaja
mengambil tema ini pada setiap tanggal 31 Oktober. Kebetulan saat ini saya sedang di Surabaya, beberapa tempat hiburan sudah terlihat jauh hari mendesain tempat mereka dengan tampilan yang unik menyambut perayaan Hallowen ini. Saya yang tidak biasa
dengan kegiatan ini lantas memutuskan untuk mencari tahu apa sebenarnya Halloween
itu.
Dilansir Wikipedia, Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan malam
tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat. Tradisi ini
berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang berimigrasi ke
Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan
berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat
sambil berkata "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam
"ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili."
Di zaman sekarang, anak-anak biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang
tidak memberi apa-apa. Sebagian anak-anak masih menjahili rumah orang yang
pelit dengan cara menghiasi pohon di depan rumah mereka dengan tisu toilet atau
menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan
setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan dari kebudayaan
Barat. Halloween disambut dengan menghias rumah dan pusat perbelanjaan dengan
simbol-simbol Halloween.
Beberapa video yang saya
tonton tentang perayaan ini, kebanyakan dari itu saya menjumpai bahwa mereka
yang merayakan Halloween hanya untuk bersenang-senang, bukan karena mereka
percaya akan makhluk gaib. Tapi apakah itu berpengaruh pada keyakinan atau hal
apa yang mendasari perayaan ini dibuat? Ada yang berpendapat bahwa ritual
perayaan ini cukup membahayakan baik secara fisik maupun psikologi.
Encyclopedia of American Folklore mengatakan, ”Halloween pada
dasarnya berarti berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus, yang sering kali
mengancam atau menakut-nakuti.” Tidak
sedikit orang di seluruh dunia yang menggunakan hari-hari raya semacam itu
untuk mengadakan kontak dengan arwah. Nah! Melakukan kontak dengan selain
dengan makhluk hidup tentu bukan perkara yang biasa.
Halloween berasal dari
festival yang dirayakan oleh orang Kelt (penduduk Eropa Tengah) zaman kuno.
Festival ini untuk perayaan akhir tahun musim panen, atau disebut dengan ‘Tahun
baru Kelt’. Orang Kelt secara turun temurun yang menganut Paganisme
(kepercayaan/praktek spiritual penyembahan terhadap berhala) menggunakan
kesempatan untuk melakukan festival dengan menyembelih hewan ternak serta
menimbun makanan untuk musim dingin.
Bangsa Gael (Suku asli
Irlandia kuno) percaya bahwa setiap tanggal 31 Oktober, pembatas dunia antara orang
mati dan orang hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup
dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival,
orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang
mereka sembelih. Orang Gael mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura
sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.
Selain itu, simbol Halloween
yang diketahui secara universal adalah buah labu yang diukir membentuk wajah
menyeramkan, yang biasanya disebut dengan Jack-o’-lantern, dan di dalam
Jack-o’-lantern biasanya diletakkan lilin yang menyala atau lampu agar terlihat
lebih seram jika di tempat gelap. Di Amerika Serikat itu sendiri,
Jack-o’-lantern biasanya diletakkan di depan pintu masuk rumah jika hari sudah
mulai gelap.
Dalam perkembangannya, kini
banyak yang menyalahgunakan perayaan ini. Beberapa diantaranya itu adalah mitos
boleh memberikan permen yang beracun kepada anak-anak. Hal ini sangat
membahayakan. Beberapa kasus telah tercatat tentang Halloween yang dijadikan
kesempatan untuk meracuni anak. Mungkin karena ingin mengambil keuntungan dari
asuransi, seorang bapak rela meracuni anaknya
Selain itu, ada juga yang
menganggap bahwa vampire itu nyata. Padahal sampai saat ini belum ada yang bisa
mebuktikan keberadaan makhluk peminum darah yang konon bisa hidup abadi ini. Mitos
selanjutnya adalah seperti kasus racun
dalam permen, Halloween juga diidentikkan dengan tindakan kejahatan seksual
dengan trick or trackers sebagai target.
Menurut History.com, asal mula
perayaan Halloween berakar pada perayaan Celtic kuno “Samhain” (diucapkan
Sah-win). Bangsa Celtic, hidup ribuan tahun yang lalu di daerah yang sekarang
Irlandia, Inggris dan Perancis utara. Mereka menganut kepercayaan Druids dan
merayakan tahun baru mereka pada tanggal 1 November. Hari itu menandai akhir
musim panas dan panen serta awal musim dingin dan gelap, yang sering dikaitkan
dengan waktu-waktu kematian manusia setiap tahunnya.
Sebagian orang mungkin ada
orang yang menyanggah bahwa keikut-sertaan mereka dalam pesta Halloween hanya
untuk senang-senang, tidak bersungguh-sungguh untuk bersekutu dengan roh-roh
jahat. Tetapi dilihat dari kegiatan atau ritual yang dilakukan sepanjang
perayaan ini, secara keseluruhan lebih mengarah kepada perbuatan negatif. Masih
ingin merayakannya?
Merujuk pada beberapa catatan
tentang asal-usul perayaan ini, saya pikir beberapa agama di dunia jelas
melarang perbuatan yang mengarah kepada membentuknya kepercaan baru. Islam
sendiri melarang penganutnya meniru hal yang sia-sia.
Abdullah bin Amr bin Ash
mengatakan “Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan
Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati
maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”
Kita jelas melihat dalam
perayaan Halloween pasti diiringi dengan membangga-banggakan setan. Memasang
semua gambar setan di setiap asesoris atau meniru tingkah makhluk tersebut.
Padahal Allah sangat melarang hal tersebut. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang
kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..” (QS.
Al-Mumtahanan: 1)
Sedang dalam kitab umat Kristiani
tertulis “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling
sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1
Petrus 5:8.
Semoga ini menjadi sesuatu
yang bisa kita pelajari dengan baik. Sehingga kita tidak hanya meniru karena hanya
ingin bersenang-senang namun justru terjerumus ke dalam lingkaran yang tidak
baik. []
0 comments:
Post a Comment