20.3.14



Women Abstract Paintings Wallpaper | http://bwalles.com


Sebuah Sajak | Akmal M Roem

Perempuanku, sebenarnya aku ingin menulis puisi untukmu
Menyusun sedemikian rapi dari berbagai pilihan kata
Tidak masalah bila itu romantis atau tidak
Karena aku yakin kau akan sangat paham
Karena setiap bait ini semua tertuju padamu

Aku hanya ingin mengumpulkan wujudmu dalam puisi ini
Tapi bagaimana cara terbaik
agar aku bisa menyusunmu dalam setiap bait puisiku?
Membayangkan wajahmu saja aku menggigil
Lebih dingin dari puisi yang hendak aku tulis

Aku coba menghidupkan sebatang rokok
Di bawah remang lampu malam, persis di sudut kamar
Ya, malam itu kita punya bintang yang sama
Di remang itu berusaha mengingat-ingat wajahmu
Ah, masih saja aku dapati diriku terbungkus kesunyian yang amat dahsyat


Tapi, tiba-tiba aku harus mengatur napas dengan baik sekali
Langkah yang aku yakin bisa menyeimbangi detak jantungku
Kalau saja aku kembali dikulum dingin yang sama
Maka aku putuskan untuk terus mengeja namamu
Kamu... kamu... kamu...  kamu, ya, perempuanku
Setidaknya, pada akhir ini semua, aku berhasil mengurungmu dalam ingatan

Waktu semakin tua
Kuhembuskan asap kenangan dari ujung bibirku
Membayangkan bahwa kau tiba-tiba saja datang memelukku dari belakang
Membisikkan kerinduan,
Tapi ternyata kau juga mencuri kata-kata yang telah aku susun
Yang sedemikian indah ingin kupersembahkan padamu

Perempuanku,
sebenarnya aku ingin menulis sebuah puisi untukmu
Tapi adakah kata-kata yang bisa kupilih untuk menjelaskan keindahanmu?
Aku ragu.
Tapi tenanglah, tetap kalem dan tersenyum.
Kamu adalah wujud nyata dari puisiku
Aku mencintaimu.

Banda Aceh, 09 November 2013
________________________________________________

#puisi ini dibacakan pada malam @MalamPuisiAceh perdana

0 comments: