Akmal MR
Dan kumulai mengusung kembali
Cerita tentang kampung kita, bunda
Disini aku temui macam
Mulut tak henti bercakap tentang petaka
Usai teriak ku menuntut adil
Mengapa mati?
Itulah kampung kita sekarang
Mulut-mulut telah disumbat gumpalan janji
Jika ku lantang menghalang
Maka kematian menunggu ku
Bunda, kampung kita kini seperti labirin
Usai perang dan di humbalang ombak raya serta gempa
Tapi, kata mereka ini biasa
dimana aku harus berpandu
ketika suaka telah memetak peta
dan
logika manusia dibuat macet
bunda, setiap nafasku
memangku ribuan harap si miskin
dan
si hati yang penuh resah
padahal aku sendiri masih tak tahu siapa aku
kini, kau telah terkubur bersama abah di laut biru
namun, dikampung ini masih tersisa
harum tubuh dan nafas mu
dengan itu aku berjuang menelaah
arti kampung kita yang telah kehilangan ruh
senja telah rapuh menyaksikan matahari pulang ke makam
aku duduk di pantai yang lesuh ini
hanya berucap maaf
tak sempat menghitung uban mu
yang telah menjadi janjiku
tatkala tanah kita
tak lagi dihinggap manusia haus kematian
Ulee Kareng, 20 Februari 2007
1 comments:
Manusia Gila Puisi....................................
masih kau simpan puisi aku saat kau di SMA dulu????
ntar kita jumpa lagi ya...
selamat menikmati kerja mu sekarang
Post a Comment