Setiap mimpi berujar kepedihan
menghujam rindu padamu jiwa
yang memenuhi sudut-sudut
bunda menerka itu
hanya fragmen tak berkulit sepi
namun kau pergi entah kemana
hanya sepucuk daun pala
yang kau letakkan
diatas meja kamar bunda itu
bukan pengobat rindu
kau salah
nak, jika pagi esok ada,
usap matamu saat sinarnya
merajam setiap helai bulu matamu
seraya kau berucap
“pagi lesuh, tak ada gambar bahagia
Pada kehangatan malam, selain pelukku, bundamu”
ku dengar itu,
dan
ku tunggu
kau kembali
Darussalam, 26 Februari 2007
* Puisi ini pernah dimuat pada media Harian Aceh
0 comments:
Post a Comment